Senin, 02 April 2012

Kreativ dan Inovasi

Kreativitas
Sekarang hampir setiap orang mulai dari orang awam, pemimpin lembaga pendidikan, manajer perusahaan sampai dengan pejabat pemerintah berbicara tentang pentingnya kreativitas dituntut dalam pekerjaan dan diperlukan untuk pembangunan. Harus diakui bahwa memang sukar untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas, karena kreativitas merupakan konsep yang majemuk dan multi dimensional.
Kreativitas menurut para ahli :
1. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau daya cipta.
2. Kreativitas adalah pengalaman mengekpresikan dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, dengan alam, dan dengan orang lain. (Clark Moustatis)
3. Kreativitas merupakan kemampuan untuk memberi gagasan baru yang menerapkannya dalam pemecahan masalah. (Conny R. Semiawan).
4. Kreativitas adalah kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri, mewujudkan potensi, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang ,kecenderungan untuk mengekpresikan dan mengaktifkan semua kemampuan organisme (Rogers).
Dari beberapa uraian definisi di atas dapat dikemukakan bahwa kreativitas pada intinya adalah merupakan kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk cirri-ciri aptitude maupun non aptitude, baik dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada, yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada sebelumnya.
Proses pemikiran kreatif
Proses pemikiran untuk menyelesaikan masalah secara efektif melibatkan otak kiri atau otak kanan . Pemecahan masalah adalah kombinasi dari pemikiran logis dan kreatif. Secara umum, otak kiri memainkan peranan dalam pemrosesan logika, kata-kata, matematika, dan urutan – yang disebut pembelajaran akademis. Otak kanan berurusan dengan irama, rima, musik, gambar, dan imajinasi—yang disebut dengan aktivitas kreatif.
Bagan Proses Pimikiran Otak
Otak Kiri Otak Kanan
 Vertikal
 Kritis
 Strategis
 Analistis  Lateral
 Hasil
 Kreatif
Keterangan:
Berpikir Vertikal. Suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju tujuan Anda, seolah-olah Anda sedang menaiki tangga.
Berpikir Lateral. Melihat permasalahan Anda dari beberapa sudut baru, seolah-olah melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.
Berpikir Kritis. Berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai kelayakan suatu gagasan atau produk.
Berpikir Analitis. Suatu proses memecahkan masalah atau gagasan Anda menjadi bagian-bagian. Menguji setiap bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan cara-cara baru.
Berpikir Strategis. Mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dan arah operasi-operasi skala besar dengan melihat proyek itu dari semua sudut yang mungkin.
Berpikir tentang Hasil. Meninjau tugas dari perspektif solusi yang dikehendaki.
Berpikir Kreatif. Berpikir kreatif adalah pemecahan masalah dengan menggunakan kombinasi dari semua proses.
Mengembangkan kreativitas Setiap orang memiliki beberapa tipe kecerdasan. Gardner mendifinisikan kecerdasan adalah kemampuan untuk memecahkan masalah atau menciptakan suatu produk yang bernilai dalam satu latar belakang budaya atau lebih. Dengan kata lain kecerdasan dapat bervariasi menurut konteknya.

Kecerdasan Linguistik (Bahasa). Kemampuan membaca, menulis,dan berkomunikasi dengan kata-kata atau bahasa. Contoh orang yang memiliki kecerdasan linguistic adalah penuulis, jurnalis, penyair, orator, dan pelawak.
Kecerdasan Logis-Matematis. Kemanpuan berpikir (bernalar) dan menghitung, berpikir logis dan sistematis. Ini adalah jenis keterampilan yang sangat dikembangkan pada diri insinyur, ilmuwan, ekomon, akuntan, detektif, dan para anggota profesi hukum.
Kecerdasan Visual-Spasial. Kemampuan berpikir menggunakan gambar, memvisualisasikan hasil masa depan. Membayangkan berbagai hal pada mata pikiran Anda. Orang yang memiliki jenis kecerdasan ini antara lain para arsitek, seniman, pemahat, pelaut , fotografer, dan perencara strategis.
Kecerdasan Musikal. Kemampuan menggubah atau mencipta musik, dapat menyanyi dengan baik, dapat memahami atau memainkan musik, serta menjaga ritme. Ini adalah bakat yang dimiliki oleh para musisi, composer, perekayasa rekaman
Kecerdasan Kinestik-Tubuh. Kemampuan menggunakan tubuh Anda secara terampil untuk memecahkan masalah, menciptakan produk atau mengemukakan gagasan dan emosi. Kemampuan ini dimiliki oleh para atlet, seniman tari atau akting atau dalam bidang banguan atau konstruksi.
Kecerdasan Interpersonal (social). Kemampuan bekerja secara efektif dengan orang lain, berhubungan dengan orang lain dan memperlihatkan empati dan pengertian, memeperhatikan motivasi dan tujuan mereka. Kecerdasan jenis ini biasanya dimiliki oleh para guru yang baik, fasilitator, penyembuh, polisi, pemuka agama, dan waralaba.
Kecerdasan Intrapersonal. Kemampuan menganalis-diri dan merenungkan-diri, mampu merenung dalam kesunyian dan menilai prestasi seseorang, meninjau perilaku seseorang dan perasaan-perasaan terdalamnya, membuat rencana dan menyusun tujuan yang hendak dicapai, mengenal benar diri sendiri. Kecerdasan ini biasanya dimiliki oleh para filosof, penyuluh , pembimbing, dan banyak penampil puncak dalam setiap bidang. Pada tahun 1996, Gardner memutuskan untuk menambahkan satu jenis kecerdasan kedelapan (yaitu kecerdasan naturalis), dan kendatipun banyak pendapat yang menentang, ada godaan untuk menambahkan yang kesembilan, yaitu kecerdasan spiritual.
Kecerdasan Naturalis. Kemampuan mengenal flora dan fauna, melakukan pemilahan-pemilahan runtut dalam dunia kealaman, dan menggunakan kemampuan ini secara produktif- misalnya berburu, bertani, atau melakukan penelitian biologi. Kecerdasan hanyalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Manusia dapat mengembangkan dan meningkatkan kecerdasan dengan belajar menggunakan kemampuannya secara penuh. Delapan kecerdasan yang dimiliki oleh manusia ini mengungkapkan kepada kita bahwa ada “banyak jendela menuju satu ruangan yang sama” di mana subjek-subjek pelajaran dapat didekati dari berbagai prespektif. Dan ketika orang mampu menggunakan bentuk-bentuk kecerdasan mereka yang paling kuat, mereka akan
Inovasi
Menurut Zimmerer dan Scarborough (2005), inovasi merupakan kemampuan untuk menerapkan solusi yang kreatif terhadap suatu permasalahan, berikut dengan peluang untuk meningkatkan atau untuk memperkaya kehidupan seseorang. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran, sistem pengiriman, dan kebijakan. Tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat (dalam de Jong & Den Hartog, 2003).
’Kebaruan’ juga terkait dimensi ruang dan waktu
• ’Kebaruan’ terikat dimensi ruang, suatu produk atau jasa akan dipandang sebagai sesuatu yang baru di suatu tempat tetapi bukan barang baru lagi di tempat yang lain.
• ’Kebaruan’ terikat dengan dimensi waktu, kebaruan di jamannya.

Ada lima jenis inovasi yang dapat dilakukan oleh Entrepreneur yaitu :
- Pengenalan barang baru, atau perbaikan barang yang sudah ada
- Pengenalan metode produksi baru
- Pembukaan pasar baru, khususnya pasar ekspor pada daerah baru
- Penciptaan/pengadaan persediaan bahan mentah atau setengah jadi
- Penciptaan suatu bentuk organisasi industri baru

ACTIONS SPEAKS LOUDER THAN WORDS

ACTIONS SPEAKS LOUDER THAN WORDS

From the ancient time, by actions, human being has been constructed the world. Many wonders around the world are created buy human labor. Also, by working, human being has made many advancements in many areas. In contrast, words sometime are not reliable, they do not correspond to work. Therefore, I am in agreement that actions speak louder than words.

The sentiment behind the saying actions speak louder than words is expressed in many cultures. There are certainly references to sayings like it in antiquity, but it may have been first expressed in English in the 1700s. The first reference in English very similar to it is in the book Will and Doom, written by Gersham Bulkeley in 1692, who speaks of actions as “more significant than words.”

The basic idea of Bulkeley’s, which was not new in expression, is that actions speak louder than words as a greater determinant of behavior and character. People can say anything, but when what they say and do are contrary, it’s easier to judge by what is done instead of by what is said. The phrase “saying one thing and doing another,” is related to this idea.

Another way of looking at this old saying, “actions speak louder than words,” is as a guide for how to live life. Actions should meet verbal obligations or sentiments, and they should not contradict them. If a person constantly talks about the plight of the poor but never thinks of donating to a charity or in any way mitigating that plight, their words have a hollowness or empty quality.

There is actually legitimate and ongoing scrutiny about whether actions speak louder than words all of the time and in all places. Words are important, and people do listen to them. They don’t always wait to judge whether words are backed up with action, though this might be the wiser course.
In one form of journalism, called “gotcha journalism,” writers and newscasters attempt to catch people either contradicting themselves with other words, or acting in a manner inconsistent with what they’ve said. It’s not always known whether actions or words become the determining factor in the popularity of celebrities or politicians; despite actions to the contrary, sometimes words win, and persons not entitled to popularity retain it because of their skill with language or other forms of appeal.
However there is certainly evidence that actions speak than louder than words in a variety of circumstances. The parent who tells a child not to smoke and then lights a cigarette is unlikely to convince that child of the evils of smoking. This has been proven by statistical information showing the greater likelihood of children becoming smokers if their parents smoke. Clearly, in some instances, actions will influence more than words, and though words remain powerful, how people act may mitigate the effects of language, or prove its power.