Selasa, 27 September 2011

Etika dalam Tata Krama Orang Jepang

TATA KRAMA JEPANG ( AISSATSU)



Untuk memulai hubungan kerja sama dengan bangsa lain kita harus mengetahui kebiasaan atau tata krama dari bangsa tersebut.Dengan mengetahui etika, kebiasaan bangsa lain yang akan diajak kerja sama akan memperlancar hubungan dari kerja sama tersebut.
Semangat reformasi menginginkan penampilan yang lebih baik dan lebih benar sesuai dengan aturan yang ada dari masa lalu yang akan diawali dengan mengevaluasi tentang aturan yang baik dan yang tidak baik yang sering kali ditemui yaitu tentang etika . Sikap masa lalu yang baik dikembangkan terus yang jelek diperbaiki atau diganti dengan yang lebih baik. Salah satu yang perlu digarisbawahi dalam era reformasi ini adalah tata krama /sopan santun. Setiap hari kita berjumpa dengan yang namanya tata karma, disetiap aktivitas kehidupan ini diperlukan suatu cara untuk bersikap yang sesuai dengan aturan budaya setempat. Masalah sopan santun banyak diperlukan orang. Apakah itu dikalangan keluarga, disekolah-sekolah ataupun dalam bentuk ceramah. Masalah sopan santun merupakan tolak ukur suatu bangsa, bukan bagi bangsa Indonesia saja yang terkenal didunia mempunyai kebudayaan yang tinggi, namun juga berlaku bagi bangsa-bangsa yang lain.

Mengapa orang perlu mengetahui masalah etika, karena dari tingkah laku seseorang, kita dapat mengetahui karakter orang tersebut. Berlaku sopan juga dilihat dari cara berbicara, misalnya jika berbicara dengan orang yang lebih tua, dengan majikan bahkan dengan pembantu rumah tangga, hendaknya kata-kata yang diucapkan harus sopan agar tidak menimbulkan reaksi yang tidak baik atau menyinggung perasaan.

Dalam percakapan diperlukan pengendalian diri hingga tidak perlu mengeluarkan ucapan yang tidak pada tempatnya, tetap dapat mempergunakan kecerdasan berpikir dan mempergunakan kata-kata diplomatis yang akhirnya bisa menghasilkan sesuatu yang tidak mengecewakan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam etiket bercakap-cakap :
- Jangan memonopoli percakapan, berilah kesempatan kepada orang lain untuk berbicara.
- Jangan memotong pembicaraan yang lain, jadilah pendengar yang baik
- Berbicara dengan irama, suara yang tenang dan ucapan yang jelas.

Dibawah ini contoh etiket kerja sama dengan Jepang :

- Memperkenalkan diri dengan menjelaskan tentang perusahaan anda, Jabatan anda dalam perusahaan serta masalah bisnis yang anda bicarakan.
- Aisatsu ; memberi salam dari pimpinan perusahaan langsung tidak diwakilkan. Kebiasaan di Jepang dalam perundingan yang detail pada umumnya dapat ditangani oleh wakil perusahaan di Jepang, akan tetapi untuk perundingan-perundingan yang sifatnya sangat penting, sebaiknya Presiden salah satu pimpinan perusahaan sendiri yang menjalin kontak dengan mitra. Aisatsu merupakan etika bisnis di Jepang yang dampaknya agar perusahaan anda cepat dikenal.
- Membungkuk masih merupakan cara formal yang paling lazim berlaku untuk mengekspresikan salam, terima kasih atau permintaan maaf. Etika berpakaian, umumnya penguasaha Jepang menggunakan setelan Jas warna gelap BIRU tua. Dalam etika Jepang akan dinilai tidak pantas bila gaya berpakaian atau berhias pegawai atau staf memberi kesan “ Pamer Kekayaan “ karena dikhawatirkan dapat mengganggu keharmonisan lingkungan kerja.